Tulisan ini dipersembahkan kepada mereka yang mendedikasikan sebagian waktunya di perjalanan demi sebuah petualangan baru: para traveler, para pencari arah!
Tulisan ini sendiri berkisah tentang seorang pria solo traveler yang berkelana dari satu tempat ke tempat lain. Selain bermodalkan peta, ia juga mempercayakan Vaastu-nya kepada penduduk lokal untuk memandunya selama perjalanan. Ia menjelajahi berbagai tempat, mulai dari perbukitan, perkebunan, pasar, hingga pantai. Dan di persinggahan terakhirnya, ia biarkan dirinya menyerap segenap keindahan yang ditawarkan tempat itu. Saat itulah ia menemukan Vaastu-nya.
Setiap traveler membutuhkan panduan untuk mencapai destinasi impian mereka. Panduan tersebut dapat berasal dari mana saja, mulai dari yang paling konvensional seperti peta atau penduduk lokal, sampai internet seperti situs perjalanan, blog, dan sebagainya.
Seorang traveler sejati beranggapan bahwa pemandu terbaik dalam
perjalanan adalah penduduk lokal. Tak hanya petunjuk, dari mereka kita
juga kerap mendapatkan cerita menarik yang mewarnai perjalanan soal
destinasi yang akan atau sedang kita kunjungi.
Vaastu, merupakan buah panduan yang tepat. Sehingga meski traveling seorang diri (solo traveling), kita tak semestinya takut untuk menemukan kejutan-kejutan yang menanti di perjalanan.Vaastu, merupakan buah dari panduan yang tepat tersebut.
Barangkali ada pepatah klasik yang dilontarkan oleh seorang filsuf dan theologis Latin, St. Augustine, tepat menggambarkan pesan yang ingin disampaikan oleh tulisan tentang Vaastu ini: "The world is a book, and those who do not travel read only one page."
Bepergian lah, dan temukan sendiri arahmu. Tak perlu gentar, justru
sebaliknya, sambut lah kejutan-kejutan tersebut dengan tangan terbuka
sebagai sebuah pengalaman baru.
Bermimpi. Berkemas. Berangkat !!!
0 komentar: